Search
Close this search box.

Efek Penggunaan Narkoba Menyebabkan HIV/AIDS

Pengertian Narkoba

Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan zat adiktif lainnya. Jika zat-zat ini masuk ke dalam tubuh, akan menimbulkan pengaruh pada kerja otak. Narkoba memiliki daya adiksi atau ketagihan, daya toleran, dan daya habitual (kebiasaan) yang sangat kuat, sehingga menyebabkan pemakai narkoba tidak bisa lepas dari ketergantungannya terhadap narkoba.

Untuk dampak langsung penyalahgunaan narkoba terhadap tubuh manusia antara lain berupa gangguan pada jantung, hemoprosik, traktus urinarius, otak, tulang, pembuluh darah, endorin, kulit, sistem saraf, paru-paru, sistem pencernaan, lalu dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HIV AIDS, Hepatitis, Herpes, TBC, dll.

Jika anda memiliki gejala atau penyakit di atas, segera konsultasi gratis ke autoimuncare

konsultasi banner

Sedangkan dampak langsung bagi kejiwaan antara lain bisa menyebabkan depresi mental, gangguan jiwa berat/psikotik, bunuh diri, hingga melakukan tindak kejahatan, kekerasan dan pengrusakan.

ISK

Narkoba dan HIV AIDS

Pemakaian narkoba dapat menyebabkan penyakit menular seperti HIV AIDS. Menurut laporan WHO tahun 2014, sekitar 36,9 juta orang yang hidup dengan HIV, salah satu faktor risiko terbesar terkena HIV adalah konsumsi narkotika dan obat-obatan terlarang, alias narkoba.

Bagaimana Pengguna Narkoba Dapat Terkena HIV/AIDS?

narkoba lewat aids

Jawabannya adalah dari penggunaan obat terlarang maupun alat yang dipakai untuk mengkonsumsinya.

Konsumsi obat-obatan terlarang lebih berperan penting dalam penularan HIV daripada penggunaan obat melalui suntikan. Alasannya, seseorang yang berada di bawah pengaruh obat tertentu lebih cenderung melakukan perilaku berisiko, seperti melakukan seks tanpa kondom dengan orang yang terinfeksi dan berbagi obat atau alat suntik dengan orang yang memiliki HIV.

Faktanya, darah yang terinfeksi HIV juga dapat masuk ke larutan obat dengan berbagai cara. Di antaranya:

  • Menggunakan alat suntik yang terkontaminasi darah untuk menyiapkan obat
  • Menggunakan kembali air untuk melarutkan obat
  • Menggunakan kembali tutup botol, sendok, atau wadah lainnya untuk melarutkan obat dalam air dan untuk memanaskan larutan obat
  • Menggunakan kembali sebagian kecil kapas atau filter rokok untuk menyaring partikel yang dapat menyumbat jarum

Maka dari itu penting mengetahui jika jarum atau alat suntik untuk kebutuhan apapun, seperti skin popping atau menyuntikkan steroid, hormon, atau silikon, dapat berisiko tertularnya HIV dan infeksi dari aliran darah.

Perlu diketahui juga, penyalahgunaan dan kecanduan obat juga dapat memperburuk gejala HIV, seperti menyebabkan cedera saraf dan kerusakan kognitif. Selain itu, mengonsumsi alkohol atau obat-obatan lain dapat mempengaruhi sistem imun dan mempercepat perkembangan penyakit.

Jenis Narkoba yang Menyebabkan HIV/AIDS

Penularan HIV/AIDS dapat lebih mudah terjadi ketika kita memakai alat yang sama dan berulang kali saat mengkonsumsi narkoba. Agar lebih jelas berikut adalah narkoba yang menyebabkan penularan penyakit HIV AIDS

Kokain

Kokain atau coke termasuk dalam jenis narkoba yang sangat adiktif dan bisa mempengaruhi sistem saraf pusat. Obat yang terbuat dari ekstrak daun tanaman koka ini berbentuk bubuk atau kristal putih halus dan bisa digunakan dengan cara disuntik, dihisap, atau dihirup. Cara pemakaian melalui suntik inilah yang dapat mempermudah penularan HIV/AIDS

Ganja

Ganja mengacu pada daun, bunga, batang, dan biji dari tanaman Cannabis sativa yang dikeringkan. Jenis narkoba yang terkenal dengan sebutan “cimeng” ini biasanya digunakan dengan cara dihisap seperti rokok, dicampurkan ke dalam makanan, atau diseduh sebagai teh. Penggunaan alat hisap secara bergantian dan tidak bersih, dapat memicu penularan HIV/AIDS secara lebih cepat.

Ekstasi

Ekstasi adalah obat sintesis turunan obat amfetamin yang dikenal karena efek halusinasi dan stimulannya (membuat bersemangat). Jenis narkoba ini berisiko tinggi disalahgunakan dan bisa menyebabkan ketergantungan.

Ekstasi diketahui dapat meningkatkan suasana hati, energi, nafsu makan, dan gairah seksual. Dengan gairah seks yang tinggi orang akan sering melakukan hubungan intim jika menggunakan ekstasi, maka akan memungkinkan terjadinya penularan HIV/AIDS.

Methamphetamine

Methamphetamine atau sabu-sabu adalah jenis narkoba stimulan yang bekerja pada sistem saraf pusat dan sangat adiktif. Sabu-sabu tersedia dalam bentuk bubuk kristal putih, tidak berbau, dan terasa pahit.

Biasanya, sabu-sabu digunakan dengan cara ditelan, dihisap, atau disuntik. Cara penggunaan suntik dapat memperparah penyebaran penyakit HIV AIDS.

Heroin

Heroin atau putaw adalah jenis narkoba adiktif dari bunga opium poppy yang tumbuh di wilayah Asia, Meksiko, dan Amerika Selatan.

Jenis narkoba ini hadir dalam bentuk bubuk putih atau cokelat yang bisa digunakan dengan cara disuntik, dihirup, atau dihisap. Jadi penularan HIV/AIDS bisa melalui suntikkan.

Cara Menekan HIV AIDS

Penularan HIV dapat dicegah melalui langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Pilih kegiatan positif ketika sedang memiliki masalah. Jangan dekati narkoba sebagai solusi permasalahan kalian
  2. Saling setia terhadap pasangan, hindari berganti-ganti pasangan
  3. Hindari penggunaan narkoba terutama melalui jarum suntik
  4. Edukasi HIV yang benar mengenai cara penularan, pencegahan, dan pengobatannya, dapat membantu mencegah penularan HIV di masyarakat.

Jika sudah terkena HIV dan ingin mencegah peningkatan ke AIDS autoimuncare mempunyai obat herbal yang membantu menekan peningkatan virus HIV ke AIDS, yaitu HV-Care

Pengobatan HIV/AIDS

Penderita yang telah terdiagnosis HIV harus segera mendapatkan pengobatan berupa antiretroviral (ARV) yang bekerja untuk mencegah virus HIV menggandakan diri dan menghancurkan sel CD4. Pengobatan ini dapat digunakan untuk ibu hamil agar mencegah penularan HIV ke janin. Namun perlu diingat bahwa pengobatan ini harus dilakukan rutin dan diminum sesuai jadwal, di waktu yang sama setiap hari agar perkembangan virus dapat dikendalikan.

Baca juga Cara Meningkatkan CD4

konsultasi dokter
Redaksi Autoimuncare

Tim Redaksi memastikan artikel sesuai standar Kebijakan Redaksional Autoimuncare. Seluruh artikel di Autoimuncare melewati proses penyuntingan bertahap dari ahli medis dan ahli bahasa agar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan mudah dimengerti pembaca.

Diskusi Terkait