Search
Close this search box.

Makanan Bersantan Berbahaya? Jika Berlebihan, Muncul 7 Bahaya ini

Indonesia kaya akan ragam makanan bersantan, dan semuanya dikenal sebagai makanan yang menggugah selera dan menggoyang lidah. Sebut saja seperti rendang, opor ayam, sayur lodeh, es dawet, kolak, dan lain sebagainya. Lalu apa Akibat Terlalu Banyak Makan Santan?

Menariknya, banyak orang enggan mengkonsumsi makanan yang mengandung santan karena menganggapnya masuk daftar makanan tidak sehat dan berbahaya. Lalu, apakah memang makanan yang mengandung santan ini berbahaya? 

Kandungan Gizi Santan dan Manfaatnya 

Santan sendiri diketahui merupakan hasil perasan kelapa yang diparut, maka dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah coconut milk. Santan kemudian bagi penganut pola makan vegetarian dijadikan alternatif pengganti susu hewani seperti susu kambing dan sapi. Selain itu dijadikan alternatif juga bagi siapa saja yang intoleran dengan laktosa pada susu sapi. 

Sebagai hasil olahan kelapa, maka pada dasarnya santan juga mengandung gizi yang sama dengan kelapa. Ada kandungan serat, selenium, sodium, kalsium, magnesium, fosfor, dan aneka jenis vitamin seperti Vitamin C, Vitamin B1, dan lain sebagainya. Meskipun mengandung banyak nutrisi ternyata santan dari kelapa juga mengandung kalori tinggi dan lemak jenuh. 

ISK

Kandungan kalori yang tinggi membuatnya kurang ramah bagi siapa saja yang sedang menjalani diet. Maka pada saat menjalani diet sehat dan seimbang maka asupan makanan bersantan perlu diatur dan dibatasi dengan ketat. Begitu juga bagi pemilik kolesterol tinggi, karena lemak jenuh di dalam santan bisa memberikan efek yang merugikan. 

Apakah Makanan Bersantan Berbahaya?

Melalui penjelasan di atas, lalu apakah santan atau makanan yang mengandung santan berbahaya bagi kesehatan tubuh? Pada dasarnya, santan tetap mengandung sejumlah nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Jadi, selama dikonsumsi dengan porsi yang tepat yang artinya tidak berlebihan maka tidak akan berbahaya. 

Hal serupa berlaku untuk bahan makanan dan bahan masakan lainnya. Sebab segala sesuatu yang berlebihan tentu berdampak tidak baik. Bahkan untuk sesuatu yang baik, seperti makanan sehat. Asupan makanan perlu diatur, baik dari segi porsi maupun jenis asupan yang masuk ke tubuh. 

Tujuannya agar tubuh tidak mengalami malnutrisi atau sebaliknya sehingga mengalami obesitas. Jadi, agar tetap sehat dan bisa leluasa makan makanan yang mengandung santan perlu mengatur asupannya agar tidak berlebihan.

Baca juga 6 Daftar Makanan Penurun Darah Tinggi dan Kolesterol

Akibat Terlalu Banyak Makan Santan

Jika asupan makanan bersantan ini sudah berlebihan maka bisa memunculkan sejumlah bahaya. Seperti: 

1. Mengalami Hipertensi 

Hipertensi adalah
Gambar tensi tinggi

Masalah pertama yang bisa disebabkan oleh asupan santan yang berlebihan adalah mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi. Kadar lemak di dalam santan bisa memicu kenaikan kadar kolesterol jahat yang menyumbat arteri. Sehingga bisa menyebabkan hipertensi dan dampaknya bisa lebih luas jika tidak segera ditangani. 

2. Terjadi Gangguan pada Jantung 

Masih berhubungan dengan masalah kesehatan yang pertama, dimana asam lemak jenuh pada santan bisa menyebabkan kenaikan kolesterol. Jika sudah terjadi hipertensi maka akan mengganggu kinerja organ jantung. 

Perlahan, gangguan pada jantung bisa terjadi dan menyebabkan vonis dokter menderita penyakit jantung akan diterima. Oleh sebab itu, asupan makanan dengan kandungan santan perlu diatur. Terutama bagi siapa saja yang punya keluarga dengan riwayat penyakit jantung. 

3. Menyebabkan Stroke Ringan 

Asupan makanan bersantan yang berlebihan bisa menyebabkan kenaikan kolesterol jahat. Sehingga memicu penyumbatan di pembuluh darah yang tidak hanya bisa menyebabkan hipertensi dan gangguan jantung. Akan tetapi juga bisa memicu stroke ringan saat penyumbatan aliran darah ke otak terjadi. 

4. Kenaikan Asam Lambung 

Makan makanan yang mengandung santan terutama yang berkuah santan sebaiknya tidak dilakukan saat perut kosong. MIsalnya dijadikan sebagai menu buka puasa. Pasalnya, santan yang masuk ke perut kosong bisa menyebabkan kenaikan asam lambung dan terjadi maag. 

5. Meningkatnya Kadar Kolesterol 

Jika membahas masalah santan maka dijamin akan langsung terhubung pada pembahasan kolesterol. Santan yang secara berlebihan masuk ke dalam tubuh akan menyuplai asupan lemak jenuh. Salah satu imbasnya adalah mengalami kenaikan kadar kolesterol jahat. 

Secara umum, kolesterol memang tetap diperlukan oleh tubuh hanya saja dalam kadar yang masih terbilang normal. Oleh sebab itu, atur asupan santan dan kelapa untuk mencegah lonjakan kolesterol jahat. Opsional lain, adalah mengolahnya dengan benar agar kadar asam lemak jenuhnya tidak berlebihan. 

6. Menyebabkan Gangguan Pencernaan 

Konsumsi makanan bersantan secara berlebihan juga bisa menjadi penyebab dari gangguan pencernaan. Pertama, bisa menyebabkan gangguan usus karena di dalam santan kelapa terkandung senyawa monosakarida dan pilol. Asupan senyawa tersebut secara berlebihan bisa memicu gangguan pada usus. 

gejala kanker lambung
Sumber : Foto oleh jcomp dari Freepik

Kedua, bisa menjadi penyebab sembelit maupun diare. Kenapa? Sebab, bagaimanapun juga santan yang diolah dari kelapa parut mengandung serat sangat tinggi. Asupan berlebihan akan menyebabkan tubuh kelebihan serat. Serat ini akan menyebabkan diare dan bisa juga menyebabkan sembelit. 

7. Bisa Memicu Kenaikan Berat Badan 

Sesuai data dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), dalam 1 cangkir santan full fat mengandung 445 kalori, 4,5 gram protein, 48 gram lemak, dan 6 gram karbohidrat. Tingginya kalori pada santan tentu perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan seseorang mengalami surplus kalori. 

Jika surplus kalori harian terjadi terus menerus maka bisa menyebabkan kenaikan berat badan. Tanpa disadari asupan santan yang berlebihan dan berlangsung cukup lama bisa menyebabkan obesitas. Oleh sebab itu, asupannya perlu diatur dengan seksama agar tidak berlebihan. 

konsultasi dokter
Redaksi Autoimuncare

Tim Redaksi memastikan artikel sesuai standar Kebijakan Redaksional Autoimuncare. Seluruh artikel di Autoimuncare melewati proses penyuntingan bertahap dari ahli medis dan ahli bahasa agar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan mudah dimengerti pembaca.

Diskusi Terkait