Search
Close this search box.

Cara Mencegah Hepatitis Agar Bisa Donor Darah

Donor darah adalah salah satu kegiatan yang mulia dan memiliki banyak manfaat bagi sesama, tapi tidak semua orang bisa donor darah. Banyak peraturan-peraturan yang harus di taati, salah satunya adalah orang yang mengidap penyakit hepatitis.

Hepatitis merupakan penyakit menular yang menyerang organ dalam hati. Lantas, apa yang menyebabkan pengidap hepatitis dilarang untuk donor darah? Simak ulasannya sebagai berikut!

Pengertian Penyakit Hepatitis

Penyakit hepatitis adalah kondisi medis dimana terjadi peradangan pada organ hati. Peradangan dan pembengkakan terjadi ketika jaringan tubuh mengalami cedera atau infeksi. Kondisi ini dapat merusak dan mengganggu fungsi hati. Hepatitis umumnya terjadi karena infeksi virus. Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh penyakit autoimun. Kondisi autoimun terjadi saat sistem kekebalan tubuh salah paham dan menyerang sel-sel hati yang sehat.

Terdapat lima jenis utama virus hepatitis, yang disebut sebagai tipe A, B, C, D dan E. Meskipun semuanya menyebabkan penyakit hati, kelima jenis virus tersebut memiliki perbedaan dalam hal cara penularan, tingkat keparahan penyakit, distribusi geografis dan cara pencegahan. Secara khusus, Hepatitis B dan C menyebabkan penyakit kronis pada ratusan juta orang dan menjadi penyebab paling umum dari sirosis hati, kanker hati dan kematian terkait virus hepatitis.

ISK

Mengapa Pengidap Penyakit Hepatitis Dilarang Donor Darah?

Dari berbagai sumber menyebutkan bahwa seorang yang memiliki riwayat penyakit hepatitis tidak diperbolehkan melakukan donor darah. Terutama bagi mereka yang mengidap atau yang sudah sembuh dari penyakit hepatitis B maupun C. Keduanya sama-sama dapat berkembang di dalam darah dan menimbulkan komplikasi gagal hati, sirosis, serta kanker.

Virus hepatitis B dan C dapat berpindah ke orang lainnya melalui transfusi atau donor darah. Bahkan, petugas yang berkontak dengan darah dan jarum suntik yang digunakan oleh penderita hepatitis B atau C juga memiliki risiko untuk tertular.

Selain itu, penularan hepatitis B dan C juga dapat terjadi lewat hubungan seks tanpa kondom dan berbagi pisau cukur atau sikat gigi yang digunakan bersamaan. Atas dasar itulah, penderita hepatitis B dan C tak boleh donor darah, sekali pun gejalanya sudah membaik atau sembuh.

Saat ini anda sedang mengidap penyakit hepatitis dan sudah berobat tapi tak kunjung sembuh?
Saatnya mencoba obat herbal untuk membantu menyembuhkan penyakit hepatitis anda. LV-Care solusinya

banner lv-care

Lalu Pengidap Penyakit Hepatitis A, Apa Boleh Donor Darah?

Jawabannya boleh, dari berbagai sumber yang memiliki riwayat penyakit hepatitis A diperbolehkan untuk melakukan donor darah. Karena Penyakit hepatitis A adalah penyakit yang menularkan lewat makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi, bukan darah atau yang lain seperti hepatitis B, C, dan sifat virus ini hanya sementara tidak selamanya menetap pada tubuh manusia.

Tanda Gejala Hepatitis

Munculnya penyakit hepatitis tidak selalu disertai adanya gejala. Gejala baru akan muncul setelah tubuh mengalami kerusakan yang dapat mempengaruhi fungsi hati. Apabila bersifat akut, tanda dan gejalanya dapat muncul dengan cepat. Adapun sejumlah gejala yang umumnya dialami pengidapnya yaitu:

  • Mengalami gejala seperti flu, mual, muntah, demam, dan lemas.
  • Feses berwarna pucat.
  • Mata dan kulit berubah menjadi kekuningan.
  • Nyeri di bagian perut.
  • Turun berat badan.
  • Urine menjadi gelap seperti teh.
  • Kehilangan nafsu makan.

Anda sedang mengalami salah satu atau beberapa gejala diatas? segera konsultasi ke autoimuncare

konsultasi banner

Cara Mencegah Hepatitis

Bagi kamu yang menginginkan donor darah, pastikan kamu sedang tidak memiliki riwayat penyakit hepatitis. Sebelum terlambat, tidak ada salahnya untuk mengikuti tips cara mencegah hepatitis agar tidak merusak organ hati kita.

  • Melakukan vaksinasi. Sekarang ini sudah ada vaksin yang bisa mencegah hepatitis A dan B, tapi belum ada vaksin untuk hepatitis C.
  • Mengurangi konsumsi alkohol.
  • Menjaga kebersihan sumber air.
  • Mencuci bahan makanan yang dikonsumsi, terutama kerang dan tiram, sayuran, serta buah-buahan.
  • Tidak berbagi pakai sikat gigi, pisau cukur, atau jarum suntik dengan orang lain.
  • Tidak menyentuh darah tanpa sarung tangan pelindung.
  • Melakukan hubungan seksual yang aman. Misalnya, menggunakan kondom atau tidak berganti-ganti pasangan (setia pada satu pasangan).

Jika kamu sudah dalam kondisi sehat dan terbebas dari penyakit hepatitis, maka sekarang waktu yang tepat untukmu mendonorkan darah!

This form does not exist

Pengertian Donor Darah

Donor darah merupakan aktivitas memberikan atau menyumbangkan darah secara sukarela. Darah kerap dibutuhkan oleh orang yang mengalami luka berat atau menderita penyakit tertentu, seperti anemia, thalasemia, dan kanker darah. Meskipun kamu sudah terbebas dari penyakit hepatitis, namun masih ada syarat lain yang harus dipenuhi sebelum diperbolehkan mendonorkan darah.

Berikut ini adalah beberapa persyaratan dasar yang harus dipenuhi oleh orang yang hendak melakukan donor darah:

  • Berusia 17–70 tahun
  • Berat badan minimal 45 kg
  • Nilai tekanan darah normal atau berkisar antara 90/60–120/80 mmHg
  • Kadar hemoglobin sekitar 12,5-17 g/dL dan tidak lebih dari 20 g/dL
  • Jarak waktu donor darah terakhir minimal 3 bulan atau 12 minggu, jika sebelumnya sudah pernah menjadi pendonor darah
  • Tidak sedang dalam kondisi sakit atau memiliki keluhan tertentu, seperti lemas atau demam
  • Bersedia menyumbangkan darah secara sukarela dengan menyetujui informed consent

Selain itu, ada beberapa kondisi lain yang tidak boleh dimiliki oleh seorang pendonor darah, di antaranya:

  • Menderita penyakit tertentu, seperti diabetes, kanker, penyakit jantung, masalah paru-paru, atau gangguan fungsi ginjal
  • Memiliki tekanan darah tinggi atau rendah
  • Menderita epilepsi atau sering kejang
  • Menderita penyakit menular atau berisiko tinggi terkena penyakit menular, seperti sifilis, HIV/AIDS, atau malaria
  • Mengonsumsi obat-obatan atau sedang menjalani pengobatan tertentu
  • Memiliki gangguan perdarahan, seperti hemofilia
  • Memiliki riwayat penggunaan narkoba dalam bentuk suntik
  • Memiliki kecanduan terhadap minuman keras

Manfaat Donor Darah

Tidak hanya berguna bagi sesama manusia yang membutuhkan bantuan darah, manfaat donor darah juga bisa dirasakan langsung oleh tubuh kamu. Apa saja? Ini tujuh manfaatnya bagi kesehatan.

1. Menurunkan Risiko Terkena Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Donor darah secara rutin ternyata dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit jantung. Donor darah diketahui dapat membantu menurunkan kekentalan darah. Semakin kental darah yang mengalir di dalam tubuh, maka semakin tinggi pula risiko terjadinya gesekan antara darah dan pembuluh darah. Gesekan yang terjadi dapat merusak sel-sel dinding pembuluh darah sehingga meningkatkan risiko terjadinya sumbatan di pembuluh darah.

2. Menurunkan Kolesterol

Seperti yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya, donor darah dapat mengurangi kekentalan darah. Dengan berkurangnya kekentalan darah, berarti dapat pula membantu menurunkan kolesterol. Kolesterol yang meningkat dapat membuat sumbatan di peredaran darah.

3. Menurunkan Risiko Kanker

Donor darah dapat mengurangi zat besi yang berlebih dalam tubuh. Kadar zat besi dalam darah yang berlebih dianggap menjadi salah satu penyebab meningkatnya radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas dalam tubuh ini yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya kanker.

4. Merawat Kesehatan Organ Hati

Kelebihan zat besi juga dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada organ hati. Zat besi yang berlebih dapat memicu beberapa penyakit salah satunya hepatitis C.

5. Menurunkan Berat Badan

Menurunkan berat badan dapat dengan cara melakukan donor darah. Donor darah dapat membakar 650 kalori saat memberikan 450 ml darahnya. Tetapi kamu tidak bisa menjadikan donor darah menjadi program penurunan berat badan. Kamu tetap harus menerapkan pola hidup sehat dengan olahraga secara teratur dan tetap memperhatikan asupan makanan.

6. Mendeteksi Penyakit Serius

Hal ini karena sebelum melakukan donor darah, tenaga medis pasti akan memintamu untuk menjalani serangkaian pemeriksaan ketat seperti berat badan, suhu, nadi, tekanan darah, dan kadar hemoglobin. Selain itu, kamu juga akan diminta menjalani pemeriksaan darah untuk mendeteksi adanya penyakit serius seperti penyakit HIV, hepatitis B, hepatitis C, sipilis, dan malaria.

Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit saat melakukan transfusi. Serangkaian pemeriksaan yang dilakukan, dapat membantu pendonor untuk mendeteksi penyakit-penyakit tertentu lebih awali.

7. Meningkatkan Produksi Darah

Donor darah secara teratur dapat membantu merangsang produksi sel-sel darah baru. Dengan mendonor darah tubuh tetap sehat dan bekerja lebih efisien.

konsultasi dokter
Redaksi Autoimuncare

Tim Redaksi memastikan artikel sesuai standar Kebijakan Redaksional Autoimuncare. Seluruh artikel di Autoimuncare melewati proses penyuntingan bertahap dari ahli medis dan ahli bahasa agar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan mudah dimengerti pembaca.

Diskusi Terkait