Search
Close this search box.

Tanda HIV Pada Pria, Salah Satunya Penyakit Kelamin

Anda pernah atau sering melakukan hubungan beresiko? Maka Anda telah melakukan salah satu penyebab terinfeksinya HIV. Tanda HIV pada pria biasanya muncul ruam di kulit atau mengalami penyakit kelamin atau IMS. Penyakit kelamin adalah salah satu gejala dari beberapa gejala yang lain.

Tanda HIV bisa diketahui setelah berhubungan seks beresiko sekitar 3 minggu setelahnya. Jika anda langsung merasa pusing/demam setelah melakukan seks beresiko itu mungkin hanya sugesti saja.

Untuk mengetahui informasi lebih lengkap silahkan membaca artikel tanda tanda HIV pada pria. Berikut lengkapnya:

Tanda umum HIV pada pria

Secara umum, tanda HIV pada pria sebagai berikut. 

ISK
  • Demam tinggi hingga mencapai 39° C  
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Mengalami kelelahan akibat sistem imun yang menurun 
  • Mengalami sakit tenggorokan 
  • Sakit kepala dan nyeri pada bagian otot dan persendian 
  • Munculnya ruam di kulit 
  • Kondisi mual dan muntah 
  • Diare hingga berminggu-minggu 
  • Berat badan turun drastis 
  • Batuk kering yang menahun
  • Sering berkeringat di malam hari meskipun cuaca dingin dan tidak melakukan aktivitas fisik
  • Kondisi kuku yang melengkung, tebal, menghitam, terbelah, dan ada infeksi jamur 
  • Saraf motorik yang terganggu sehingga kesulitan berkonsentrasi dan mudah marah tanpa alasan yang jelas 
  • Demensia, yakni kondisi kehilangan memori dan kemampuan menilai akibat penurunan fungsi otak 
  • Badan sering lemas dan kesemutan 
  • Bisul pada mulut dan alat kelamin (merupakan gejala dini HIV yang kurang umum) 

Tanda Khusus HIV pada Pria 

Secara spesifik, tanda HIV pada pria sebagai berikut.

1. Penyakit Kelamin

Gonore, sifilis, kutil kelamin, moluskum kontagiosum, klamidia, kutu kelamin, herpes genital, chancroid, dan penyakit lainnya dapat menyebar melalui perilaku seksual yang tidak aman. Penyakit yang berbeda ini dikategorikan secara medis sebagai IMS (infeksi menular seksual) (IMS).

2. Gangguan saluran pernapasan

Penderita mengalami napas pendek henti napas sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seperti terserang infeksi virus lainya (pneumonia). Tidak jarang, diagnosis pada stadium awal gejala HIV AIDS diduga sebagai TBC.

3. Gangguan saluran pencernaan

Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang kronik.

4. Penurunan berat badan

Penderita HIV mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% di bawah normal. Gangguan pada sistem protein dan energi di dalam tubuh seperti ini dikenal sebagai malnutrisi termasuk juga karena gangguan absorbsi/ penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan diare kronik, kondisi letih dan lemah, serta kurang bertenaga.

5. Gangguan sistem saraf

Terjadinya gangguan pada persyarafan pusat yang mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan, dan respon anggota gerak lambat.  Pada sistem persyarafan ujung (peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki, refleks tendon yang kurang, serta selalu mengalami tensi darah rendah dan impoten.

6. Gangguan dan Infeksi Jaringan Kulit

Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simpleks) atau cacar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit.  Gejala lainya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit (folliculitis), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak), dan eczema atau psoriasis.

Cara Penularan HIV Pada Pria

Seseorang dapat tertular HIV karena kontak langsung dengan penderita. Berikut cara penularan HIV kepada orang lain.

1. Melalui darah dan jarum suntik 

Transfusi darah yang mengandung HIV dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain. Selain itu, pemakaian jarum suntik yang tidak steril dan digunakan secara bergantian dapat menularkan HIV jika sebelumnya digunakan oleh penderita HIV. Dalam beberapa kasus yang terjadi penularan HIV juga bisa melalui pemakaian pisau cukur bersama dan peralatan seperti manicure pedicure yang tidak steril. 

2. Melalui hubungan beresiko

Hubungan seks bisa menjadi salah satu cara penularan HIV. Adapun aktivitas seks yang dilakukan secara bebas dengan sering berganti pasangan memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi terkena penularan infeksi HIV. Selain itu, perilaku seks anal juga diketahui paling berisiko dalam penularan HIV. 

3. Transplantasi organ tubuh 

Organ tubuh yang dijadikan donor untuk orang baru bisa saja terdapat virus di dalamnya. Oleh karena itu lebih telitilah dalam melakukan transplantasi.

Tes HIV Pada Pria

Tes dilakukan melalui sampel darah, air liur, atau urin. Setiap orang yang mungkin telah terpajan HIV atau berhubungan seks tanpa kondom juga harus mengikuti tes HIV. 

Lalu, seberapa sering seorang pria harus dites HIV?

Pria yang aktif secara seksual harus dites untuk HIV setidaknya sekali dalam seumur hidup mereka sebagai bagian dari perawatan kesehatan rutin mereka. CDC merekomendasikan bahwa setiap orang yang berusia antara 13 – 64 harus mengikuti tes HIV. Sementara itu, orang dengan faktor risiko spesifik direkomendasikan harus mengikuti tes setidaknya setahun sekali. Rekomendasi ini berlaku untuk pria gay dan biseksual, dan pria yang berhubungan seks dengan pria, dan pengguna narkoba suntikan. 

Itulah beberapa gejala HIV AIDS yang dapat dikenali. Kenali gejala HIV AIDS dari dini sehingga bisa terdeteksi dan mendapatkan penanganan yang akurat. Jika dirasa sudah mengalami gejala HIV AIDS, segera lakukan konsultasi dengan dokter dan lakukan tes HIV AIDS.

konsultasi dokter
Redaksi Autoimuncare

Tim Redaksi memastikan artikel sesuai standar Kebijakan Redaksional Autoimuncare. Seluruh artikel di Autoimuncare melewati proses penyuntingan bertahap dari ahli medis dan ahli bahasa agar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan mudah dimengerti pembaca.

Diskusi Terkait