Saat sering melakukan hubungan intim beresiko maka akan muncul gejala awal HIV 3 bulan pertama seperti demam, lelah, nyeri otot, muncul ruam, bengkak pada getah kelenjar bening, gangguan pencernaan
Bagi siapa saja yang memiliki aktivitas beresiko tertular HIV, maka penting sekali untuk melakukan tes secara berkala. Sebab penularan HIV ini bisa dengan banyak cara dan gejala awal yang muncul kerap kali mirip dengan penyakit ringan seperti flu.
Gejala awal pun biasanya muncul setelah 1-2 bulan sejak terinfeksi. Apa saja gejalanya tersebut? Berikut penjelasannya.
Baca juga: Berikut Bagaimana Cara Penularan HIV Secara Umum
Daftar Isi
ToggleGejala Awal HIV di 3 Bulan Pertama
Berikut adalah sejumlah gejala awal HIV 3 bulan pertama yang perlu diketahui supaya bisa segera melakukan tes HIV:
1. Mengalami Demam
Gejala awal pertama yang umum dialami adalah terjadi peningkatan suhu tubuh atau demam. Ada kalanya demam ini disertai pula dengan gejala ringan lainnya seperti kelelahan dan juga sakit tenggorokan. Kondisi demam dialami karena pada masa ini virus HIV dengan berkembang dalam jumlah besar.
Secara alami tubuh memberi respon dengan membentuk dinding perlindungan atau antibodi untuk menghalau virus tersebut. Sehingga memunculkan peradangan dan suhu tubuh pun akan naik selama proses tersebut terjadi. Apabila dalam kurun waktu 3 bulan memiliki aktivitas yang beresiko tinggi terinfeksi HIV, silahkan melakukan pemeriksaan lebih detail.
2. Muncul Rasa Lelah
Peradangan yang ditimbulkan oleh kinerja sistem kekebalan tubuh menghalau serangan virus HIV. Juga akan memunculkan gejala kelelahan yang sangat, bahkan pada beberapa kondisi pasien yang bersangkutan akan mudah kehabisan nafas. Meskipun menjalani aktivitas fisik yang terbilang ringan dan biasa.
3. Nyeri pada Otot dan Persendian
Demam, merasa lelah berlebihan, sekaligus merasakan nyeri pada otot dan persendian menjadi gejala awal HIV 3 bulan pertama. Gejala-gejala ini sangat umum dialami oleh orang yang terkena infeksi HIV. Apabila mengalami gejala serupa kemudian memiliki faktor resiko tertular HIV, ada baiknya tes segera dilakukan.
4. Ruam di Kulit
Gejala khas berikutnya pada seseorang yang terinfeksi virus HIV adalah mengalami ruam di kulit. Tampilan ruam ini ada kalanya mirip jerawat yakni berupa bentol-bentol kemerahan. Namun ada pula yang ruam biasa, yakni kulit memerah dengan ukuran yang bervariasi bahkan bisa tampak seperti bercak kemerahan.
5. Pembengkakan di Kelenjar Getah Bening
Kelenjar getah bening yang membengkak juga menjadi salah satu gejala awal dari adanya perkembangan virus HIV di dalam tubuh. Hal ini dapat terjadi karena kelenjar ini masuk ke dalam sistem kekebalan tubuh. Fungsi utama kelenjar adalah melindungi darah dari bakteri dan virus.
Apabila patogen sudah masuk maka kelenjar getah bening akan meradang sebagai bentuk perlawanan. Secara fisik kondisi ini akan membuat kelenjar getah bening membengkak. Biasanya di bagian leher, ketiak, dan juga di selangkangan.
6. Gangguan Pencernaan
Banyak pasien HIV di masa awal infeksi mengeluhkan berbagai masalah di pencernaan. Terutama mual, muntah, dan juga mengalami diare. Sekilas gejala awal HIV 3 bulan pertama ini mirip dengan gangguan pencernaan biasa. Namun ketika memiliki faktor resiko terinfeksi HIV, ada baiknya curiga dan memeriksakan diri.
Pada kondisi lebih parah, pasien HIV juga bisa mengalami gangguan pencernaan tersebut secara berulang dan dalam waktu yang cukup lama. Sebab daya tahan tubuh melemah sehingga mudah sekali mengalami infeksi di saluran pencernaan. Apabila kondisi ini dialami dianjurkan untuk tetap terhidrasi dengan minum air yang banyak.
7. Batuk dan Sakit Tenggorokan
Gejala-gejala di atas biasanya juga disertai dengan sakit di tenggorokan. Perlahan kondisi ini akan menyebabkan batuk kering yang intens. Batuk kering yang dialami kadang kala akan berlangsung sampai berminggu-minggu dan bahkan berbulan-bulan.
Umumnya pemberian antibiotik untuk mengatasi batuk menjadi kurang efektif. Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui apa saja perawatan yang bisa dilakukan di rumah. Supaya bisa meredakan atau setidaknya meredam batuk tersebut agar aktivitas tidak terganggu, termasuk saat tidur atau istirahat.
8. Berkeringat di Malam Hari
Selama tahap awal infeksi virus HIV biasanya seseorang akan mengeluarkan keringat berlebih di malam hari. Gejala ini umumnya bertahan lama, seiring menurunnya daya tahan tubuh maka keringat yang keluar biasanya semakin banyak. Keringat berlebih ini juga lebih intens ketika tubuh mengalami lebih banyak infeksi.
Kapan Tes HIV Sebaiknya Dilakukan?
Gejala awal HIV 3 bulan pertama memang sangat beragam, umumnya mirip dengan gejala penyakit biasa yang cenderung ringan. Berhubung karakternya memang demikian maka perlu mengecek riwayat aktivitas sebelumnya. Apakah memiliki faktor resiko tertular oleh virus HIV atau tidak? Jika memang ada, maka melakukan tes HIV sangat disarankan.
Lantas, kapan sebaiknya tes HIV ini dilakukan? Sebab beberapa orang ketika melakukan aktivitas beresiko buru-buru melakukan tes. Rupanya, langkah ini kurang tepat. Sebab dalam proses infeksi, virus HIV memunculkan fase “masa jendela” atau disebut dengan istilah “window period”.
Sesaat atau sehari setelah faktor resiko dialami dan melakukan tes HIV, maka hasilnya akan negatif begitu pula saat masa jendela. Hal ini dapat terjadi karena tes HIV memiliki cara kerja mencari antibodi yang dibentuk tubuh untuk memerangi infeksi virus HIV.
Proses pembentukan antibodi ini umumnya berlangsung setelah 2-3 bulan setelah terinfeksi. Sehingga baru kemarin melakukan aktivitas beresiko seperti memakai narkoba suntik, berhubungan seksual tanpa pengaman, dan sebagainya akan memberi hasil tes kurang akurat. Sebaiknya tidak langsung melakukan tes, melainkan menunggu antara 2-3 bulan.
Apabila terlanjur melakukan tes HIV, ada baiknya tes ulang dilakukan setelah 3 bulan dari tes pertama tersebut. Selama masa 3 bulan ini ada baiknya untuk melakukan aktivitas yang aman. Hindari dulu segala aktivitas yang memiliki resiko tinggi menularkan dan tertular virus HIV. Sebab meskipun hasil tes negatif, Anda yang sudah terinfeksi sudah bisa menularkan virus HIV tersebut ke orang sehat.
Manfaat Tes HIV Sejak Dini
Tes HIV penting untuk dilakukan sejak dini, terutama saat mengalami berbagai gejala awal HIV 3 bulan pertama yang dijelaskan di atas. Meskipun hasilnya mengecewakan yakni positif, namun semakin dini dilakukan semakin baik. Manfaatnya adalah:
- Membantu memberikan kendali terhadap kesehatan diri sendiri, sehingga sejak dini sudah mawas diri untuk lebih memperhatikan kesehatan dan belajar tentang HIV.
- Bisa segera mengakses pengobatan, misalnya rutin mengkonsumsi ARV maupun obat pendamping lain. Sehingga kesehatan lebih terjaga dan memperpanjang harapan hidup.
- Bisa mawas diri untuk mencegah orang yang disayang ikut tertular virus HIV yang diderita.
- Ikut berkontribusi dalam mencegah pandemi AIDS.
Tes HIV penting untuk dilakukan sejak dini, dengan berbagai manfaat yang disebutkan di atas. Tidak perlu ragu, karena biasanya identitas akan dirahasiakan dan sebelum tes disediakan sesi konseling terlebih dahulu. Jadi, ketika gejala awal HIV 3 bulan pertama dialami dan memang ada riwayat faktor resiko maka tes HIV sebaiknya dilakukan.