Bagi pasien yang sudah divonis menderita gagal ginjal kronik maka biasanya oleh dokter akan diminta melakukan cuci darah rutin. Cuci darah atau dialisis merupakan proses menyaring darah yang berperan menggantikan fungsi ginjal. Pasalnya pada pasien gagal ginjal kronik organ ginjal tidak bisa menjalankan fungsinya dengan maksimal.
Cuci darah memungkinkan orang dengan gagal ginjal untuk terus melakukan aktivitas khas mereka sehari-hari.
Ginjal diketahui berperan penting dalam proses penyaringan sisa metabolisme yang dilakukan oleh tubuh. Ginjal juga memiliki andil dalam mengatur kadar cairan di dalam tubuh. Ketika fungsi ini tidak berjalan dengan semestinya maka akan menyebabkan masalah kompleks. Yakni ikut mempengaruhi organ vital lainnya, semisal organ jantung.
Daftar Isi
ToggleApa itu Cuci Darah?
Cuci darah atau dialisis memiliki definisi sebagai proses penyaringan darah memakai bantuan perangkat medis. Proses ini dimulai dengan memasukan jarum suntik ke pembuluh darah pasien untuk kemudian disalurkan ke dalam mesin cuci darah. Proses cuci darah sendiri memakan waktu beberapa jam, umumnya antara 3-5 jam atau bergantung pada kondisi tubuh pasien itu sendiri.
Proses ini juga dikenal memakan biaya yang lumayan, menariknya dalam sepekan pasien perlu melakukan cuci darah minimal 2 kali. Nantinya untuk menentukan intensitas cuci darah diperlukan pemeriksaan oleh dokter, sehingga bisa jadi cuci darah dilakukan lebih sering. Apabila merasa berat dengan masalah biaya maka bisa mengandalkan asuransi, salah satunya asuransi yang disediakan oleh pemerintah.
Efek Samping Dari Proses Cuci Darah
Sebagai proses manual untuk menyaring darah dan melibatkan perangkat medis tentunya tidak bisa dihindari munculnya efek samping. Pasien yang rutin menjalankan cuci darah ini mengaku mengalami beberapa efek samping berikut:
1. Mengalami Tekanan Darah Rendah
Selama menjalani cuci darah maka biasanya tubuh pasien akan mengalami kekurangan cairan, dan memang terbilang normal. Hanya saja kondisi ini bisa menyebabkan hipotensi atau tekanan darah rendah. Apabila efek samping ini dirasakan maka bisa memicu rasa pusing, kepala mendadak sakit, dan juga nausea. Nausea oleh masyarakat awam sering dikenal dengan istilah morning sickness sehingga muncul rasa mual bahkan muntah di pagi hari.
2. Mengalami Sepsis
Pada saat menjalani proses cuci darah tidak tertutup kemungkinan tubuh mengalami infeksi bakteri. Contohnya adalah infeksi dari bakteri Staphylococcal yang nantinya berpotensi menyebabkan sepsis. Sepsis sendiri adalah infeksi bakteri Staphylococcal yang sudah menjalar ke berbagai organ vital lain di dalam tubuh. Bisa pula disebut sebagai kondisi keracunan darah yang ditunjukan dengan gejala pasien mengalami demam tinggi dan diserang rasa pusing.
3. Merasakan Sensasi Kram Di Beberapa Bagian Tubuh
Seperti yang sudah disinggung di awal jika proses cuci darah bisa memicu dehidrasi pada pasien yang menjalaninya. Rupanya saat tubuh kekurangan cairan tidak hanya bisa menyebabkan hipotensi namun juga menyebabkan kram otot. Kram yang dirasakan pasien paling banyak mengaku terjadi di bagian kaki, namun tidak menutup kemungkinan juga terjadi di bagian tubuh lainnya.
4. Gangguan Insomnia
Pasien cuci darah biasanya juga diserang oleh masalah gangguan sulit tidur atau insomnia, yang tentu perlu disikapi dengan baik. Gangguan sulit tidur ini tentu butuh penanganan yang tepat sebab pasien cuci darah tidak dianjurkan begadang. Selain itu perlu mengatur jam tidur di malam hari minimal 7 jam. Supaya menjaga kondisi organ ginjal tetap berfungsi meski tetap harus disokong oleh prosedur cuci darah.
5. Merasakan Nyeri Pada Tulang Maupun Persendian
Efek tubuh kekurangan cairan setiap kali menjalani cuci darah juga menyebabkan efek samping berupa rasa nyeri pada tulang maupun persendian. Kondisi inilah yang akan menyebabkan tubuh pasien mengalami kelelahan, maka perlu memperbanyak istirahat. Namun masih tetap bisa menjalankan pekerjaan sehari-hari asalkan kontrol pada pola makan dilakukan secara intens.
6. Kulit Terasa Gatal
Pasien gagal ginjal kronik biasanya akan mengalami kondisi kadar potasium di dalam tubuhnya meningkat. Hal ini ternyata bisa menyebabkan rasa gatal pada kulit sehingga akan muncul secara acak pasca cuci darah dilakukan. Efek samping ini umum dirasakan namun usahakan tidak menggaruk secara berlebihan. Sebab efek ini secara perlahan akan hilang dengan sendirinya sampai prosedur cuci darah selanjutnya dilakukan.
7. Tubuh Menjadi Mudah Lelah
Kelelahan menjadi efek samping yang dirasakan pula oleh pasien yang menjalani prosedur cuci darah. Penyebabnya beragam, dimulai dari efek langsung proses cuci darah itu sendiri. Bisa pula disebabkan karena pada saat melakukan cuci darah banyak pantangan musti dipatuhi oleh pasien. Termasuk untuk urusan makan sehingga bisa membuat tubuh mudah lelah. Tubuh yang mengalami kelelahan ini juga bisa disebabkan karena organ ginjal tidak berfungsi sebagaimana semestinya.
8. Tubuh Sering Didera Rasa Lemah
Menjalani proses cuci darah membuat pasien menerima banyak pantangan baik dari segi asupan makanan. Maupun dari jenis kegiatan yang berpotensi memperparah kesehatan organ ginjal. Rupanya atas pantangan yang panjang inilah pasien cuci darah kerap didera rasa lemah sebab rentan mengalami kekurangan nutrisi. Maka disarankan untuk mencari tahu atau berkonsultasi dengan dokter perihal menu makanan sehari-hari untuk mencegah hal-hal yang tidak dinginkan ketika sudah melakukan cuci darah.
9. Sering Diserang Rasa Haus
Satu lagi efek samping pasca cuci darah yang kerap dirasakan pasien gagal ginjal kronik, yakni mudah merasa haus. Padahal pasien gagal ginjal dianjurkan untuk mengatur asupan minum dengan teliti. Mengingat ginjal tidak mampu lagi mengatur keseimbangan kadar cairan di dalam tubuh. Oleh sebab itu pasien perlu mengelola rasa hausnya dengan benar, untuk menghindari kondisi ginjal yang semakin parah. Pengelolaan rasa haus ini memang perlu dilakukan dengan tepat, sebaiknya dibicarakan dengan dokter langsung. Namun ada beberapa upaya berikut yang bisa menjadi solusi atas rasa haus tersebut:
- Konsumsi buah dan sayuran dengan takaran yang mengikuti anjuran dokter agar menekan rasa haus namun tidak menimbun kalium di dalam tubuh.
- Membuat jadwal minum sehingga cairan yang masuk ke tubuh bisa diatur sesuai kapasitas organ ginjal, sehingga pada saat minum tidak langsung banyak.
- Menghisap permen rasa lemon sebab efektif meningkatkan produksi air liur di mulut sehingga menekan rasa haus berlebihan.
- Pertimbangkan untuk selalu berada di dalam ruangan atau tempat yang sejuk sehingga rasa haus tidak mudah menyerang.
- Pertimbangkan konsumsi beberapa jenis sayuran yang kandungan air di dalamnya diabaikan, misalnya saja pada kol maupun brokoli.
- Biasakan berkumur memakai air saat merasa haus namun baru beberapa detik yang lalu minum, sehingga menangani mulut kering tanpa harus minum langsung.
- Proses cuci darah memang akan menimbulkan efek samping dan kondisi ini terbilang normal, namun tetap perlu ditangani dengan baik.
Melakukan cuci darah perlu untuk konsultasikan dengan dokter untuk menemukan solusi terbaik ketika kmengalami beragam efek samping yang disebutkan di atas. Sehingga mencegah melakukan kesalahan dalam penanganannya yang bisa jadi malah berdampak buruk bagi kondisi tubuh. Selama menjalani cuci darah sebaiknya juga mengikuti saran dari dokter sehingga menekan resiko efek samping tersebut.