Penularan HIV dapat terjadi melalui cairan dalam tubuh seperti darah, air mani dan cairan pra-mani, cairan rektal, cairan vagina, serta ASI. Sementara itu, penularan melalui kontak langsung dengan kulit yang rusak, luka, selaput lendir dengan darah atau cairan tubuh dari pengidap HIV merupakan kasus penularan HIV yang jarang terjadi.
Meski jarang terjadi, tidak menutup kemungkinan bagi luka lecet (luka yang terbuka) menjadi media masuknya virus HIV. Apabila darah pada luka masuk ke dalam aliran darah orang lain, bisa saja darah tersebut akan berkembang menjadi virus HIV. Hal ini berarti luka lecet memiliki risiko yang rendah untuk menularkan HIV.
Sementara itu, dilansir dari HIV.gov kasus penularan HIV yang diakibatkan dari kerusakan jaringan kulit yang luas dan adanya darah, diketahui hanya sebagian kecil yang terdokumentasi. Salah satu hal yang menyebabkan kerusakan jaringan pada kulit adalah luka.
Luka pada pengidap HIV memiliki risiko rendah untuk menularkan HIV. Namun, risiko penularan semacam ini belum diketahui sepenuhnya apakah selalu akan berkembang menjadi HIV. Hal ini karena apabila jaringan kulit pada penderita HIV tidak rusak, maka risiko penularan HIV melalui luka itu juga tidak akan ada.
Baca juga pertanyaan seputar HIV yang munkin pertanyaan Anda ada disini.
Demikian informasi mengenai apakah luka lecet dapat menularkan HIV. Informasi yang dimuat dalam artikel ini diambil dari berbagai referensi website kesehatan.