Alergi bisa dialami oleh siapa saja. Reaksi alergi bisa terjadi apabila ada partikel atau benda asing masuk ke tubuh dan direspon berlebihan oleh sistem imun. Gejala yang ditimbulkan pun bermacam-macam seperti batuk, pilek, bersin-bersin, diare, gatal-gatal, muntah, diare, sesak napas, dan lain-lain. Partikel yang menimbulkan berbagai gejala tadi disebut dengan zat alergen. Tiap-tiap orang punya sensitivitas yang berbeda terhadap zat alergen, oleh karena itu perlu dilakukan tes alergi supaya segera diketahui penyebabnya.
Beberapa penyakit yang masuk dalam kategori penyakit alergi adalah eksim, biduran, asma, dan pilek alergi. Walaupun bukan penyakit yang sifatnya gawat, namun jika sering kambuh tentunya akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Bahkan jika disepelekan, akibatnya bisa fatal. Hal ini membuat beberapa orang berinisiatif untuk melakukan tes alergi agar segera tahu penyebabnya secara akurat. Namun tes alergi tidak serta merta harus dilakukan apabila sudah diketahui secara pasti zat alergen yang menimbulkan reaksi ke tubuh dari pengamatan sendiri. Ketahui lebih jauh tentang seluk beluk tes alergi dalam artikel berikut ini.
Daftar Isi
ToggleApa Saja yang Jadi Penyebab Alergi?
Beberapa jenis alergen yang umum dimiliki seseorang dibagi menjadi tiga yaitu alergen hirup, alergen kontak, dan alergen saluran cerna. Bulu hewan, serbuk bunga, debu adalah jenis alergen hirup yang biasanya akan menimbulkan reaksi jika masuk ke hidung. Sedangkan alergen kontak biasanya terdeteksi karena adanya kontak dengan kulit seperti parfum, nikel, bahan kimia, atau lateks. Selain melalui hidung dan kulit, alergi juga bisa timbul saat ada zat alergen yang masuk ke saluran pencernaan. Biasanya hal ini disebabkan oleh makanan tertentu seperti seafood, kacang-kacangan, dan kedelai.
Jenis-jenis Tes Alergi yang Perlu Anda Tahu
Melansir dari halaman IDAI/Ikatan Dokter Anak Indonesia, ada tiga jenis tes alergi untuk mengetahui pemicu/zat alergen di tubuh. Ketiga jenis tes tersebut adalah tes cukit kulit, tes darah, dan uji tempel kulit. Berikut ulasannya:
Tes Cukit kulit / Skin Prick Test
Tes cukit kulit disebut juga dengan istilah skin prick test (SPT) dan merupakan metode tes alergi yang paling sering dilakukan. SPT ini tergolong aman untuk dilakukan. Selain itu, hasilnya dapat diketahui segera dengan menunggu 15 menit hingga 20 menit. Hasil yang terlampir pun cukup akurat dan biayanya relatif murah. Namun ada kondisi tertentu yang tidak diperbolehkan menjalani tes SPT seperti adanya kelainan kulit yang luas, dermatografisme, serta adanya ketergantungan obat alergi yang tidak bisa dihentikan.
Langkah tes cukit kulit dilakukan dengan meneteskan beberapa cairan alergen di area lengan bawah yang sudah ditandai oleh pulpen atau spidol. Kemudian dokter akan menusuk kulit dengan jarum pada daerah alergen. Walaupun akan terasa sedikit sakit namun Anda tidak perlu khawatir karena hal ini tidak akan menyebabkan pendarahan. Selanjutnya Anda akan diminta untuk menunggu kurang lebih 15 menit untuk mengetahui adanya indikasi alergi.
Tes darah
Seperti tes darah pada umumnya, tes alergi melalui darah dilakukan dengan mengambil sampel darah di tubuh pasien. Sampel darah tersebut kemudian dikirim ke laboratorium untuk selanjutnya diteliti kadar imunoglobulin E yang ada di pasien. Imunoglobulin E sendiri merupakan antibodi yang dihasilkan oleh sistem imun untuk menyerang partikel asing yang mengancam tubuh. Jika Anda terbukti memiliki alergi, hal ini akan bisa diketahui dengan adanya peningkatan jumlah imunoglobulin E.
Uji Tempel Kulit
Jika Anda punya indikasi alergi yang berhubungan dengan kontak langsung ke kulit, dokter biasanya akan menyarankan melakukan uji tempel kulit. Faktor pemicunya biasanya dari krim kulit, logam, plastik, atau karet.
Langkah uji tempel kulit dimulai dengan menempelkan beberapa perekat ke punggung pasien. Masing-masing perekat sudah diberi jenis alergen yang disinyalir jadi penyebab reaksi alergi. Perekat ini akan dibiarkan menempel selama dua hari di tubuh pasien, sehingga pasien tidak diperkenankan mandi atau mengeluarkan keringat berlebihan. Setelah dua hari pasien harus kembali menemui dokter untuk melepas berbagai perekat tersebut. Zat alergen akan segera diketahui dari iritasi yang muncul di tubuh pasien.
Baca juga: 8 Cara Meningkatkan Daya Tahan Tubuh agar Tidak Mudah Sakit
Apakah Ada Efek Samping dari Tes Alergi?
Kadang muncul pertanyaan, apakah ada efek samping yang ditimbulkan setelah menjalani tes alergi? Mengingat tubuh Anda akan ditetesi atau diberi berbagai zat alergen untuk mengetahui penyebab pasti dari alergi Anda. Biasanya tes alergi cukit kulit akan menimbulkan beberapa efek samping seperti gatal-gatal, iritasi kulit, pembengkakan di area yang diuji, atau muncul bentol. Lain halnya dengan tes alergi melalui darah yang tidak akan menimbulkan reaksi berlebih. Namun umumnya Anda akan merasakan nyeri, memar, serta sedikit pendarahan ringan di area bekas suntikan.
Selain melakukan tes alergi, penting juga untuk meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengonsumsi suplemen herbal seperti Morice Care. Morice Care menjadi salah satu suplemen penguat sistem imun yang terbuat dari bahan-bahan alami, yaitu ekstrak daun kelor dan tanaman sarang semut. Sehingga aman untuk dikonsumsi dalam jangka panjang. Morice Care juga membantu mempercepat penyembuhan penyakit akut serta membantu tubuh untuk meregenerasi sel rusak akibat penyakit kronis. Dapatkan produknya di sini dan rasakan khasiat Morice Care untuk kesehatan Anda.